1

Hijrah Diri

Posted by amelia yahya on 7:43 PM



Hijrah Diri
Karya : Amelia Yahya


Tak merasa diri penuh dosa
Tak insaf diri berlumur noda
Enggan meraba hati ini
Sulit membuka tirai hati

Seakan aku hidup seribu tahun lagi
Padahal, waktuku sudah menanti

Ku raba hati terbengkalai
Ku tengok hati terhalangi
Ku lihat hati ternodai
Merugi …
Merugi diri ini …

Biarkan aku pergi
Hijrah dari sikap diri yang duniawi
Menutup lembar demi lembar
Menghapus noda demi noda
Yang melekat di atas kertas putih

Ya Rabb …
Berkahkah mulut ini
tanpa ucapan syukur kepadamu ?
Ya Rabb …
Berkahkah telinga ini
tanpa lantunan ayat suciMu ?
Ya Rabb …
Berkahkah kaki ini
tanpa jejak menuju rumahMu ?
Ya Rabb, ya Tuhanku …
Izinkan diri ini
Untuk hijrah di jalanMu

0

Love ? No, thanks

Posted by amelia yahya on 12:25 AM
Love ? No, thanks J

“Kamu bilang kamu suka hujan, tapi kamu gunakan payung untuk berjalan dibawahnya. Kamu bilang kamu suka matahari, tapi kamu menghindar ketika sinarnya sangat terik. Kamu bilang kamu suka angin, tapi ketika dia datang, kamu tutup jendela rumah kamu. Jadi, itulah alasan kenapa aku ragu ketika kamu bilang kamu suka aku.” Kata-kata yang sangat tepat untuk aku jadikan alasan mengapa sampai saat ini aku sangat sulit untuk mencintai seseorang dan mempercayainya. Bukannya semua cowok itu SAMA AJA ? dan bukannya ujung-ujungnya PUTUS PUTUS juga kan ?
Matahari cukup terik untuk dijadikan lampu tidurku di minggu pagi yang cerah ini. Aku segera menyambar handuk yang aku gantung di belakang pintu kamarku dan segera pergi menuju kamar mandi. Minggu ? Aku sangat menyukai hari ini. Tentunya aku tidak menghindarinya dengan bermalas-malasan diatas kasur dengan laptop dan beberapa makanan ringan milikku.

Cuaca hari ini cukup terik untuk bersepeda ditaman komplek rumahku. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke belakang rumahku dengan membawa satu buah binder berwarna pink dan beberapa krayon yang aku tata rapih diatas meja belajar di dalam kamarku. Sepertinya suasana di belakang rumahku sangat tepat untuk duduk santai dibawah pohon rindang dekat kolam ikan yang dirawat baik oleh ayah. Aku menggoreskan beberapa warna diatas satu helai kertas yang telah aku ambil dari binder milikku. Entah apa yang ingin aku tulis atau bahakan aku gambarkan diatas kertas ini. Aku kembali menggoreskan beberapa garis dengan berbagai macam warna menghiasinya. “Hahaha” Akhirnya tawaku berhasil menghambur setelah beberapa menit aku berusaha menahannya. Apa yang aku kerjakan ? Ada apa denganku ? Aku seperti anak TK yang baru bisa menggambar. Oh tidak, bahkan mungkin lebih bagus hasil karya anak-anak TK itu daripada beberapa gambar yang aku goreskan diatas kertas ini. Ada apa denganku ? Aku melihat selintas nama diantara coretan warna-warni itu. Nama seorang anak laki-laki seumuran denganku. Dan sepertinya aku mengenalinya. Jika diperhatikan lebih jelas lagi, “Waaaaaaa” teriakku setelah aku menyadari bahwa itu adalah salah satu nama teman sekelasku. Mengapa aku menulis namanya diatas kertas ini ? Sepertinya dia adalah alasan mengapa aku seperti ini. Alasan mengapa aku merasa aneh pada diriku sendiri. Alasan mengapa aku melakukan semua hal aneh dan cukup menjijikan seperti ini. Aku jatuh cinta ? Tidaak. Mana mungkin perasaan itu bisa tumbuh ? Sedangkan aku rasa prinsipku tentang cinta telah aku bangun kokoh. Aku tidak percaya lagi dengan cinta, apalagi dengan laki-laki. Seperti kata-kata pembuka cerita ini, ya itulah alasan yang tepat mengapa aku menolak keras pernyataan kalian bahwa aku sedang jatuh cinta. “Enggak. Aku ngga mungkin jatuh cinta. Aku belum siap buat sakit hati lagi. Ini cuma perasaan aneh yang cuma numpang lewat dihati aku aja kok. Dan aku yakin, besok perasaan aneh ini ngga bakal ada lagi.” Ucapku tegas sambil tersenyum dan menutup binder berwarna pink milikku. Tak lupa aku memasukkan krayon warna-warni kedalam tempat pensilku. Aku berdiri dan masuk kedalam rumah sambil menyanyikan bait-bait puisi yang pernah aku buat. Cinta ? Tidak, terimakasih J

0

Mencari (sebuah) Jawaban

Posted by amelia yahya on 4:49 AM
Semakin ku telusuri, jawaban itu seolah semakin menjauh. Terlalu banyak teka-teki yang sulit untuk aku pecahkan.  Terlalu banyak jawaban yang rasanya tidak ingin diketahui olehku. Seolah mereka bersembunyi di suatu tempat yang asing dan tertutup rapat. Sangat rapat.

Aku sungguh semakin tidak mengerti dengan semua ini. Rasanya nalarku tak mampu mencari jawabannya sendiri. Jawaban itu ada, tetapi sulit untuk aku temukan.

Semakin ku telusuri, semakin ku cari, bukan jawaban yang aku dapat malah pertanyaan yang seolah-olah mengantri untuk dijawab. Satu persatu dari mereka datang menghampiri fikiranku. Ada apa sebenarnya ?

Semua terlalu abstrak untuk ku mengerti. Sepertinya banyak tokoh dalam cerita ini. Aku, kamu, dia, kita, mereka, lalu siapa lagi ? Aku bingung bagaimana cara menerjemahkan jawaban dalam bentuk tulisan-tulisan yang telah kau tulis rapih itu. Hati berkata bahwa tokoh itu adalah aku. Tapi logika berkata ada banyak tokoh yang memegang peran penting disini. Bukan hanya aku.

Lalu kemana seharusnya aku mencari jawaban itu ? Sementara sumbernya sendiri malah menutup mata dan telinganya untukku.

0

Ungkapan dalam Tulisan

Posted by amelia yahya on 11:01 PM
Mulutku tak henti-hentinya membaca kata demi kata yang tertera di layar handphoneku. Pandanganku terus tertuju kepada huruf-huruf alphabet yang berderet menyusun sebuah kalimat. Otakku masih terus mencari makna dari kalimat-kalimat yang ku baca dan ku lihat ini.

Ada sebuah arti yang terselip dalam kalimat ini. Tapi aku tidak tahu itu apa. Kuulangi terus menerus membaca kata demi kata itu sampai akhirnya aku sadar, kalimat-kalimat itu adalah ungkapan seseorang kepada orang lain. Tulisan-tulisan itu seakan terkait satu sama lain. Jika ku baca lebih detail lagi, tulisan-tulisan itu akan membentuk sebuah cerita dengan alur yang jelas dan tertata.

Orang itu mengungkapkan semuanya dalam tulisan pada layar ini. Meskipun aku tidak tahu pasti kebenaran dalam cerita yang di tulis olehnya itu. Aku juga tidak menjamin bahwa semua tulisannya itu adalah fakta. Bisa saja tulisan itu hanya sesuatu yang terlintas di benaknya dan bukan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Tapi aku yakin, salah satu diantara tulisan tersebut adalah fakta dan merupakan ungkapannya kepada seseorang yang tidak sempat atau tidak bisa iakatakan langsung. Atau tulisan itu hanya sekedar tulisan. Dia berniat menulis kejadian yang ia alami hanya untuk bahan tulisannya saja. Bisa jadi. Jadi menurut kalian, apakah tulisan selalu berarti sebuah ungkapan ?

2

Sunday (Cerpen)

Posted by amelia yahya on 9:54 PM



            Ini adalah hari Minggu pertama ku di bulan September tahun ini. Aku menarik selimut dengan cepat dan memutuskan untuk kembali tidur. Seperti biasanya, Minggu adalah hari dimana aku akan bermalas-malasan diatas tempat yang amat sangat nyaman ini. “drrrrrttttt” Aku merasakan getaran dibalik bantal tidurku. Dengan malas, aku meraba-raba semua permukaan tempat tidurku. Dan akhirnya, aku menemukannya !
“Jangan lupa ya guys ! Besok ada ulangan Fisika ! Minggu ini kita ngga bisa tidur atau main nih L Semangattt semangaattt !”
Ternyata itu pesan dari teman sekelasku di group Line kelasku. Hoooaammmm. Seakan dunia sangat tidak menginginkan kesenanganku berjalan dengan baik di Minggu kali ini. Aku segera beranjak dari tempat yang nyaman itu dan segera bergegas menujuuuuuu (Kamar mandi ? ) Bukan, bukan ! Aku segera pergi ke dapur setelah berpikir lama sambil membaca isi pesan dari teman sekelasku di group. Aku memutuskan untuk mencari makanan ringan didalam kulkas. Biasanya mama telah menyiapkan berbagai macam makanan ringan yang telah disusun rapih berjejer dibarisan pintu kulkas. Dengan cepat aku segera membuka kulkas dan ternyataaaaaaa ....... Ternyataaaa .... Ternyataaaaa .. Sebenarnya tidak terjadi apa-apa. Aku hanya ingin membuat pembaca cerita ini menjadi tegang seperti film-film horror yang pernah aku tonton, seakan-akan kalian berfikir bahwa didalam kulkasku ada sesosok makhluk gaib yang menakutkan dengan wajahnya yang berlumuran dengan darah dan matanya yang sangat tajam menatapku, tangannya yang seakan ingin menerkamkuuuu hhhhrrrrrrrrrrrr !! hahaha Aku rasa itu saja cerita tidak penting yang aku sampaikan. Baiklah, kita kembali ke kulkas milikku, eh maksudku ke cerita ini. Aku mengambil beberapa makanan ringan dan satu buah botol minum berisi air mineral. Aku membawanya dengan sabar karena mereka sangat banyak dan aku hanya seorang diri. Aku kembali menuju kamarku dan menaruh makanan-makanan itu diatas meja belajar. Aku mengambil buku Fisika didalam rak buku yang berdiri diantara meja belajar dan lemari baju milikku.
            Mengapa sulit sekali fokus belajar pada hari iniiiii ? Aku hanya makan makanan ringan yang aku bawa tadi sambil memelototi rumus-rumus yang tercetak didalam buku Fisika itu tanpa mengerti apa maksud dari rumus-rumus itu.
Satu jam berlalu, dan aku masih dengan posisi yang sama. Pelajaran apa iniiiii ? Kenapa isi bukunya hanya angka-angka dan bukan gambar kartun dengan dialog-dialog kerennya ? Huaaaaa ingin rasanya aku mengambil salah satu komik dari sekian banyak koleksi komik yang aku punya dan membacanya dengan tenang sambil menikmati makanan-makanan yang renyah ini. Tapi sungguh sangat disayangkan, buku-buku Fisika ini seolah-olah memanggilku dan berkata “Bacaaa akuuu ! Baca akuuu ! Ingat, besok Pak Rasya akan menunggumu dengan tampan diruangannya jika hasil ulanganmu jelek ! HAHAHAHAHAHAHAHA” Mengapa sampai benda mati ini saja menyiksakuuuuuuuuuu ? MENGAPAAA ?

“Drrrrrttt ddrrrrrtttt” Aku loncat dari kursi belajar, dan dengan cepat aku mengambil handphone dari atas tempat tidur ku dan segera membuka isi pesan tersebut.
“Hai guys ! Gua baru dapet info terbaru dari guru Fisika kita nihh ! Barusan dia nelfon gua, katanya besok dia ada acara, keponakannya mau sunatan. Jadi besok dia ngga ngajar kita dulu, dannnnnn ulangannya DIUNDUR !”
Handphoneku menjadi ramai setelah pesan itu dikirim ke group kelasku. Satu persatu temanku mulai mengemukakan pendapat dan perasannya tentang kabar yang sangat mengembirakan itu. Tentu aku mengabaikan komentar-komentar temanku dan aku langsung meloncat ke tempat yang sangat nyaman itu. Akhirnya, aku memutuskan untuk kembali tidur dihari Minggu yang cerah ini. Sepertinya kantung mataku sudah mempunyai kantung lagi akibat pertandingan game PES di PlayStation ku yang harus berakhir dini hari tadi.

3

Ternyata Ini yang Namanya Kecewa

Posted by amelia yahya on 9:51 PM



Malam ini terasa sangat panjang.Entah mengapa aku sendiri juga tidak tahu.Pergi untuk mencari ketenangan dan sedikit hiburan.Mencoba sedikit menghilangkan penat yang ada dalam fikiranku.Tapi yang ku temui malah sesuatu yang sedang tidak ingin aku lihat.Melihat seseorang tertawa lepas. Seperti tidak ada beban yang ia pikul. Aku tidak mengerti mengapa sontak aku memalingkan wajahku darinya ketika tatapan kami bertemu.
Aku senang melihatnya senang.Tetapi tidak bisa dipungkiri, rasa kecewa ku lebih besar dari itu.

Ada suatu hal yang sulit bahkan ku rasa tidak bisa aku deskripsikan. Entah itu apa. Perasaan yang tiba-tiba datang di saat aku sedang merasa bersalah, di saat aku ingin memperbaiki semuanya.Dia membalasnya dengan begitu hebatnya.Ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya.Agar rasa kecewa ini dapat keluar dari dalam hatiku dan menyatu dengan angin yang berhembus lalu pergi.

Aku hanya tidak ingin dia pergi.Tetapi dia ingin pergi.Mungkin rasa kecewanya lebih besar dari ini.Mungkin aku yang salah.Pernah mengacuhkannya.Walau sejujurnya, tak pernah ada sedikitpun niat untuk mengacuhkannya. Lagi pula, bagaimana aku bisa mengetahui perasaannya ?jika dia saja tidak pernah mengutarakannya. Semua hanya candaan, akunya. Jadi, apa salah jika aku menganggapnya benar ? Aku hanya tidak ingin terjebak pada ketidakpastian. Tapi, sehina itukah aku ? Sampai dia bersikap seperti ini padaku untuk saat ini ? Tidak layakkah aku untuk mendapat penjelasan dari sikapnya ini ?
Aku tidak akan meminta lebih darinya. Perhatiannya yang dulu, atau apapun itu yang ia pernah lakukan untukku.

Apa salahnya jika duduk bersama dengan ku, dan jelaskan semuanya. Aku hanya ingin tahu sesuatu yang aku tidak tahu darinya tetapi ku rasa perlu untuk mengetahuinya.Aku hanya ingin tau satu jawaban, sebelum dia pergi.Sesudah itu, terserah dia mau bagaimana.

“Semakin aku menghindar, seakan Tuhan semakin ingin aku untuk tetap tinggal dengan berbagai macam cara-Nya” –Amelia Yahya–

1

Setelah Jauh Waktu Berjalan

Posted by amelia yahya on 6:25 AM
Aku punya langit cinta yang siap menghujanimu, tetapi kau malah merasa berada di atas awan. Sayang, sambil kau acuh dan mengabaikan hadirnya aku disini, maukah sebentar saja kau menoleh kearahku untuk melihat betapa aku bodoh sekali ?

Aku tidak mengerti dan jadi lebih banyak bilang mengapa.Terkadang entah, terkadang ya sudah. Sekarang apa maumu ? Melihatku menangis menjerit-jerit tetapi sambil memberimu tepuk tangan ? Karena kau hebat, Sayang. Hebat. Sadarilah tentang betapa hebatnya kau bersandiwara hingga aku jadi bahagia setengah mati !


Kini ketulusanku telah kalah oleh kerinduanmu akan kesendirian. Kau tidak jatuh cinta padaku, kau hanya jatuh cinta pada saat-saat yang indah bersamaku.Setelah jauh waktu berjalan, berkali-kali siang berganti malam, ternyata aku hanya sesuatu, tetapi bukan siapa-siapa.Aku bukan pujaan untukmu menantang apapun demi aku.Aku hanya incaran bagi kau yang rupawan dan kebetulan suka tantangan.

0

Untuk Apa ? Semua Sudah Terlambat

Posted by amelia yahya on 6:19 AM


Ketika semua telah berbeda, ketika hati tak lagi sama.Semua kenangan itu seakan datang terus menerus ke dalam fikiran kita. Apa yang telah terjadi ? Kamu menyadarinya ketika semuanya telah jauh berbeda dan kini kamu mengharapkan semuanya kembali begitu saja ? Kau fikir mudah untuknya ? Bersikap seolah kamulah yang terbaik dan masih menjadi sesuatu yang special untuknya.

Heeiiii. Kenapa tak kau fikirkan betapa bodohnya kamu ? Kemana saja kamu ketika  dulu dia masih melakukan semuanya untukmu ? HANYA UNTUKMU ? Hhhhh. Kau dibutakan oleh cinta.Cinta yang belum tentu hanya tertuju kepadamu. Cinta yang membuatmu kehilangan sebuah cinta yang benar-benar tulus mencintaimu.

Sekarang, kau ingat kembali semua tentangnya. Kau rindukan semua hal yang kau lakukan bersamanya. Semua. Sampai perhatian sekecil apapun kini kau mengingatnya. Tapi untuk apaaaa ? Dia sudah melangkah pergi meninggalkanmu sendiri disini.Dia lelah. Lelah menantimu yang tak kunjung sadar akan cinta dan kasih sayangnya yang tulus kepadamu. Disaat dulu, bayangannya pun mungkin tak bisa kau lihat. Kau tidak bisa melihatnya, dia yang selalu berada di sampingmu.

Kamu bersikap seolah kamu tidak mengetahui betapa beratnya dia melangkahkan kakinya untuk pergi darimu. Perlahan, selangkah, dua langkah, langkah demi langkah ia lakukan dengan perlahan untuk menjauhkan diri darimu. Sedikit demi sedikit. Dia berusaha menghapus perasaannya yang hanya untumu. Seakan kamu tidak mengetahui itu semua. Kini kamu malah menutup mata, seakan tidak perduli betapa sulitnya dia melakukan itu.

"Bersikaplah layaknya air yang mengalir tenang di jalur sungai.Jangan melawan arusnya. Ikuti saja kemana arus itu akan membawa air pergi" -Amelia Yahya-

Copyright © 2009 Ada manis dalam pahit All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.