0

Terdiam dalam Diam

Posted by amelia yahya on 2:21 AM
Sepi dalam keramaian
Sunyi dalam kebisingan
Hampa dalam kemeriahan
Sendiri dalam kebersamaan

Raga ku di sini,
tapi tidak dengan jiwaku
Tubuhku di sini,
tapi tidak dengan hatiku

Aku rindu sesuatu yang tidak tahu apa itu
Aku ingin sesuatu yang entah apa itu
Aku merasakan sesuatu, tidak mengerti apa itu
Diam. Aku hanya ingin dan hanya bisa diam

Melangkah pun aku tak ingin
Menatap sekeliling dengan rasa enggan
Terhentak rasa di relung hati
Ingin rasanya pergi tapi aku tetap di sini

Pandangan kosong pada pancaran mata
Kehambaran yang terasa pada sebuah senyum
Kerlingan bening terlihat pada bola mata
Tertunduk terpaku pada satu waktu

Dan, aku masih tetap di sini

0

Sujud ku

Posted by amelia yahya on 5:11 PM
Langkah laki perlahan menuju tujuan
Dentingan jarum menyerngit
Memekakkan telinga
Begitupun kaki tetap terayun
Wajah tertunduk tersipu
Lantunan nada indah dalam ayat suci Mu
Menyejukkan relung hati yang kosong entah gundah

Kain terjulur nyata di atas lantai suci
Berharap, seolah meminta untuk dicium
Mata ini pun seolah mengerti dan langsung menurut
Terhirup udara pukul tujuh malam
Nikmat Tuhan mana lagi yang aku dustakan ?
Merunduk pasti meminta ridha-Nya
Membungkuk dan tesentuhlah kain pada kening
Yang bersih atau bahkan kotor, meskipun

MasyaAllah

Tiada lagi rasa damai
Bagaimana lagi kenyamanan
Saat sujud ku pada Mu melengkapi semuanya
Maka, nikmat Mu mana lagi yang aku dustkan ?



Karya : Amelia Yahya

1

Puisi buat Kamu

Posted by amelia yahya on 2:07 AM
"Apasih persahabatan itu ?" Hati kecilku seolah berbisik dan bertanya. Menggebu-gebu. Meronta-ronta.
Teman terbaik ? Teman terdekat ? Atau apa ?
Kamu yang pergi tapi pasti datang lagi.
Kamu yang memalingkan wajah tapi pasti menoleh
Kamu yang membuat lengkungan terbalik di wajahku
Tapi tak lupa membalikkannya kembali
Kamu yang mengulurkan tangan
Saat tubuhku lunglai terjatuh
Kamu di atas adalah kamu 😊😂
3 tahun bukan waktu yang sebentar. Sampai aku sangat mengenal pribadi kalian sampai ke akar
3 tahun juga bukan waktu yang lama untuk kita bercengkrama menceritakan kata demi kata perjalanan hidup kita.

Ini bukan perpisahan.
Hanya waktu dan tempat kita berjumpa yang berbeda.
Aku tetap sama.
Dan ku harap kau pun akan tetap sama

Dari benang yang kau rangkai
-Amelia Yahya

0

Kilasan Wajah 14 Mei

Posted by amelia yahya on 7:01 AM
Selesai.
Aku rasa semuanya telah benar-benar selesai. Hatiku sepenuhnya ikhlas melepas tiap langkahan kakinya. Pergi.
Seakan semua benalu yang melilit di setiap sisi otakku telah berhasil lepas.
Seketika. Dan sangat cepat ku rasa.
Hanya dengan kilasan wajah yang dapat ditangkap oleh pupil mata.
Fikiran itu kini tenang
Hati kembali berongga, lega

Lucu bila diingat
Tembok yang selama ini sulit untukku bangun
Tiba-tiba terbangun begitu saja
Dalam satu hari. Tidak. Mungkin hanya beberapa menit.
Bahkan terbangun sangat kokoh
Dan sepertinya sulit untuk dihancurkan.
Oleh orang yang pernah menghancurkannya. Dulu. Orang yang sama.

Aku rasa dengan kilasan wajah yang akan tertangkap oleh mata, otak, mungkin hatipun
Hati ini kembali menggebu, cepat
Detak semakin meronta, hebat
Rasa aneh kembali menyelimuti lagu yang ku lantunkan. Lagu itu. Ya. Lagu itu
Pintu semakin terbuka lebar
Hati ? Haha kau pasti tahu apa yang ku kira akan terjadi pada hati ini

Tapi realita tidak sedang sejalan dengan dugaan hari ini. Dugaan rasa. Dugaan hati
Pintu yang dulu masih terbuka lebar karena enggan untuk tertutup
Kini seperti ada angin kencang yang datang menghantam pintu itu dengan kencang
Seketika tertutup. Rapat.
Hati yang menggebu tak lagi ku rasa
Detak yang tak hentinya meronta, dulu
Kini kembali tenang. Bersikap normal
Rasa aneh dalam lagu yang ku lantunkan. Hilang.
Dan hati. Kini benar-benar kosong.
Pintu ? Tenang. Ia akan terbuka kembali untuk orang yang benar-benar mempunyai kuncinya. Bukan yang mencurinya.
Seseorang yang membukanya dengan tulus. Bukan mendobraknya
Bukan pula yang membukanya perlahan, dengan manis. Kemudian dihempaskan dengan kencang hingga berbentur dengan dinding. Miris.

Ini saat yang ku tunggu. Yang dahulu ku rasa mungkin waktu ini tak akan tiba. Atau mungkin sangat lama untuk datang. Tapi ternyata, dia datang lebih cepat. Alasannya ? Simple ternyata. Hanya dengan kilasan wajah. Lagi-lagi.
Kilasan wajah menjawab seribu pertanyaan yang mengisi benak mungkin hampir meluap

Lucu bila diingat (lagi)
Jarum berdetik, hati meronta
Berdetik lagi, masih meronta
Sampai kilasan wajah itu memantul pada bola mata
Jarum berdetik, tiada terasa (lagi). Aneh. Tapi itu adanya.

Waktu inilah yang aku tunggu.
Waktu di mana saat aku mendengar namanya, hatiku biasa saja.

Bekasi, 14 mei 2016
-Amelia Yahya-

1

Bagaikan Kopi Panas

Posted by amelia yahya on 9:02 AM
Aku rasa semuanya cukup. Sampai di sini. Jatuh terlalu dalam akan membuatku sakit bahkan mati. Semua mengalir begitu cepat, ini diluar keinginanku. Suatu hal yang tiba-tiba datang, lalu pergi. Sesaat. Namun berarti.Seakan aku sedang disugukan secangkir kopi panas, menggiurkan. Hangat saat ku hirup. Membuat aku terbawa dan memejamkan mata. Sampai akhirnya jiwaku kembali ke dalam alam nyata setelah berhasil pergi, dibawa entah kemana, mengikuti arah pesonanya. Panas di lidahku membuat aku tersadar akan suatu hal yang terselip dalam kehangatan dan kenikmatan kopi yang disugukan. Kehangatan yang sementara ku rasakan, tetapi perih karena panas di lidahku yang sangat menyerka bahkan bertahan lama.

1

Jarak

Posted by amelia yahya on 7:38 AM
Karya : Amelia Yahya


Ketika angin berhembus tepat di hadapanku
Ketika bau parfum itu berhasil masuk ke hidungku
Semua tercium begitu indah
Mataku mulai tertutup
Menikmati setiap helaan yang ku hirup

Kemana senyum yang dulu selalu mengembang ?
Kemana cinta yang dulu selalu ada ?
Kemana hati yang dulu selalu berbunga ?
dan
Kemana seseorang yang dulu ku cinta ?

Jarak diantara kita tak lagi bisa ku jangkau
Terlalu jauh dan sangat jauhh
Bukan berapa puluh kilometer
Bukan pula berapa ribu langkah
Tapi ku rasa ini lebih dari itu semua

Bukan masalah tempat di mana kita tinggal
Bukan masalah waktu yang menyibukkan kita
Bukan pula masalah seberapa sering komunikasi diantara kita
Ini jarak yang berbeda
Jarak yang ku rasa amat sangat menyiksa

Aku di sini
Kamu di sana
Kau dengan kebahagiaanmu sendiri
Begitu pula aku,
dengan kebahagiaanku sendiri

Intinya, aku bahagia dengan jarak yang ada diantara kita saat ini.
Meski ku rasa jarak itu terlalu jauh, amat sangat jauh.

0

Air (mata) Hujan

Posted by amelia yahya on 11:18 PM
"Kenapa lo bisa ada di sini ?"
aku mendapati seorang wanita berambut hitam pekat lurus sepinggang sedang menatapku heran.
"Lo ..... ?" tatapanku tak kalah heran.
"iya, gue. kenapa ?"


Hari itu. Langit hitam menggantung di awan. Bulir-bulir air yang jatuh dari awan mulai membasahi daun dan ranting pohon. Jalan aspal yang ku lalui kini berubah menjadi hitam pekat. Aku melaju dengan kecepatan tinggi karena seseorang menungguku di suatu tempat. Dia membutuhkanku. Jalanan sunyi sepi. Hingga suara gemuruh itu makin terdengar dari dalam mobilku. Tiba-tiba seseorang muncul dan berdiri tepat di hadapanku, memegang erat payung berwarna biru muda di tangan kirinya. Dia tersenyum ke arahku tanpa memperdulikan bunyi klaksonku sedikitpun. Jelas saja aku langsung menginjak rem mobilku dengan cepat karena laju mobilku yang ku akui lebih rata-rata.



Di tunda dulu yaa cerpennya. Aku mau tidur siang dulu hehee .. ditunggu yaa kelanjutan ceritanya. Thank youuu

Copyright © 2009 Ada manis dalam pahit All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.